Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang diubat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya serap air pada tanah. Peningkatan daya serap tanah dilakukan dengan dengan membuat lubang pada tanah sedalam kurang lebih 100cm dan menimbunnya dengan sampah organik yang nantinya akan menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbun ini nantinya dapat menhidupi fauna tanah yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) KKN Tim II Universitas Diponegoro melaksanakan sosialisasi pembuatan biopori sebagai aksi peduli lingkungan. Acara dilaksanakan pada 27-28 Juli 2024 bertempat di Dusun Gunung Kekep, Nglongdong, Temanggung, Jawa Tengah. Tujuan diadakannya sosialisasi ini yaitu untuk membantu mengurangi volume limbah organik sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Sebelum dilaksanakannya sosialisasi, tentunya mahasiswa KKN Tim II UNDIP telah melakukan survey terkait titik lokasi pembuatan biopori dan mendapatkan perizinan dari halaman rumah warga serta ketua RW setempat untuk pembuatan biopori nantinya.
Terdapat beberapa tahapan dalam membuat biopori. Pertama, tentukan lokasi tanah yang akan dijadikan lubang biopori. Kedua, siram tanah agar menjadi lunak dan mudah dilubangi. Ketiga, lubangi tanah dengan bor biopori ataupun linggis, dan dibuat secara tegak lurus. Keempat, buat lubang sedalam kurang lebih 1 meter dengan diameter 10 hingga 30 cm. Kelima, rapihkan bibir permukaan atas lubang lalu sesuaikan dengan tutup biopori yang sudah disiapkan. Keenam, isi lubang dengan sampah organik dan tutup lubang kembali. Kegiatan pembuatan biopori ini dilakukan di sekitar Dusun Gunung Kekep. Terdapat 4 titik lokasi pembuatan lubang biopori yang dipasang, tujuan pemasangan lubang biopori untuk menambah daerah resapan air di sekitar lingkungan warga dan juga untuk mengurangi volume timbulan sampah organik warga. Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh warga yang rumahnya dibuatkan . lubang biopori dan juga Kepala Desa Nglondong. “Saya mewakili warga Desa Nglondong mengucapkan terimakasih atas program kerja lubang biopori ini, karena dapat bermanfaat sekali untuk mengolah sampah-sampah organik warga untuk dijadikan kompos, terlebih permasalahan di desa ini tidak jauh dari sampah” ujar Saifur Rochman, S.Sos. Selaku Kepala Desa Nglondong.
Penulis : Nico Ardian Puta (21080121130089) S1 Teknik Lingkungan 2021, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing : Khotibul Umam, S.S., M.Hum.
Lokasi : Desa Nglondong, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook